politis para tokoh pendiri bangsa untuk menghapuskan dikutum kalimat “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya” pada sila pertama
pada saat itu?
Latar belakang perubahan sila pertama, bermula dari datangnya utusan opsir Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Wakil-wakil Protestan dan Katolik dari wilayah yang dikuasai oleh Angkatan Laut Jepang merasa keberatan dengan bagian kalimat rumusan dasar negara dalam naskah Piagam Jakarta. Kalimat yang dimaksud adalah ”Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Supaya tidak terpecah sebagai bangsa, tokoh pendiri bangsa yang bermusyawarah telah bermufakat untuk mengganti kalimat tersebut menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pembahasan
Perubahan rumusan sila pertama dilakukan untuk mempertahankan keutuhan dan persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia. Karena Banyak Agama Lain di sekitar Wilayah timur, Maka Kalimat yang dasar negara pun diubah ”Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Supaya tidak terpecah sebagai bangsa, tokoh pendiri bangsa yang bermusyawarah telah bermufakat untuk mengganti kalimat tersebut menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
[answer.2.content]